BERTAMBAHNYA UMUR BERKURANGNYA USIA
Perhatikan jarum jam di tangan kita...
Dengarkan detakan yang ada dan rasakan hentakannya dalam dada.
Detik berlalu berganti menit, menit berlalu berganti jam, jam berlalu berganti hari, hari berlalu menjadi minggu, dan setrusnya.
ya hukum alam yang tak akan pernah dibantahkan selama bumi masih setia berputar mengiringi mentari.
Tapi kini batang usia sudah tak kentara. Dengan berjalannya waktu dan sejak itulah ketika seseorang menapaki umurnya yang telah bertambah sekaligus dalam usia yang berkurang, telah sampailah ia pada fase kearifan hidup. Puncak fase fisik sudah dilampauinya, simpang jalan kehidupan sudah diketahuinya, derita dan bahagia sudah dialaminya, serta jalur, rambu, dan lapis-lapis kehidupan sudah transparan bagi mata batinnya. Kenyataan inilah yang membuat seseorang sudah bisa mengukur secara tepat kekuatan dan kelemahan dirinya, tinggallah kemudian mana pilihan jalan yang akan diteruskannya. Persoalan kehidupan sudah semakin kelihatan berat dan bukan lagi fase fisik, bukan lagi fase coba-coba, melainkan fase kearifan hidup.
Dua kata kunci pada do’a ini adalah ’syukur’ dan ‘taubat’. Hakikat syukur adalah penegasan pengakuan diri akan nikmat yang telah diterimanya serta ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala kebaikan-Nya. Sementara inti tobat adalah saling ‘berbuat kebaikan’ antara manusia dengan Tuhan. Dimulai dari manusia yang ‘berbuat kebaikan’ dengan penyesalan kemudian dibalas oleh Allah ‘berbuat kebaikan’ dengan pengampunan dan pemberian rahmat-Nya serta manusia bertobat lantas Tuhan mengampuninya. Inilah hubungan mesra dan bermakna hakiki antara mahkluk dan kholik.
Di zaman yang serba mengkhawatirkan seperti sekarang ini, ketika tantangan dan godaan hidup tidak lagi ringan, sudah selayaknya kita lakukan ikhtiar batin dengan berdoa dan munajat selain ikhtiar lahir dengan fisik dan pikiran. Mudah-mudahan dengan laku syukur dan laku taubat, seluruh keluarga kita bisa selamat meniti jalan kehidupan, menapak duniawi sehingga bisa mencapai khusnul khotimah. Amin.
Pada akhirnya, mari bersama kita renungkan perjalanan kita di persinggahan ini. Hari berganti hari. Berganti hari, berarti kian dekat pada saat akhir hidup kita. Di dunia ini kita hanya mampir. Bukankah sudah banyak orang yang hidup sebelum kita, yang kini mereka kembali ke asal, menjadi tulang belulang. Bukankah yang bernyawa pasti tiada. Bukankah yang kekal hanya Sang Pencipta. Di depan kita, sudah banyak generasi muda yang kini hidup untuk menggantikan kita. Lalu kita mau ke mana, mau ke mana, kita pasti mati, mati adalah tempat mutasi kita yang terakhir. Kita pasti akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan. Sebanyak apa pun harta yang kita miliki tak akan bisa menolak kematian kita. Sehebat apa pun kekuasaan yang kita genggam, tak akan bisa menghalau kematian walau satu detik, walau kita kuat dan perkasa.
YA TUHAN IZINKAN KAMI BERBAKTI DI USIA KAMI YANG TELAH TINGGI........
0 komentar:
Posting Komentar