Kamis, 25 Oktober 2012

TONSILITIS (AMANDEL)

DEFINISI
Tonsilitis adalah peradangan amandel/mandel (tonsila palatina)
Secara klinis peradangan ini ada yang akut (baru), ditandai dengan nyeri menelan (odinofagi), dan tidak jarang disertai demam. Sedangkan yang sudah kronis (lama) biasanya tidak nyeri menelan, tapi jika ukurannya cukup besar (hipertrofi) akan menyebabkan sesulitan menelan (disfagia).

Tanda-tanda dan gejala

Tonsilitis ditandai dengan keadaan amandel yang merah dan membengkak.  Anda juga dapat melihat adanya bintik-bintik putih pada amandel. Tanda-tanda dan gejala terjadinya tonsilitis lain adalah:

    Tenggorokan sakit
    Sulit atau sakit saat menelan
    Sakit kepala
    Demam dan kedinginan
    Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher.
    Kehilangan suara

Faktor risiko

Tonsilitis adalah kondisi yang sering terjadi, terutama pada anak-anak. Virus dan bakteri cenderung untuk berkembang pada orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain, seperti di sekolah atau di fasilitas penitipan anak.
1. TONSILITIS AKUT
DEFINISI
Tonsilitis akut merupakan infeksi tonsil akut yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorokan dan gangguan menelan, dengan gejala dan tanda setempat yang radang akut. Sering kali peradangan juga mengenai dinding faring sehingga disebut juga tonsilofaringitis akut.
ETIOLOGI
Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus beta hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes. Virus terkadang juga menjadi penyebab penyakit ini. Tonsillitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak dengan peningkatan suhu 1-4 derajat celcius.
PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi pembendunagn radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
MANIFESTASI KLINIK
Tonsillitis Streotokokus grup A harus dibedakan dri difteri, faringitis non bacterial, faringitis bakteri bentuk lain dan mononucleosis infeksiosa. Gejala dan tanda-tanda yang ditemukan dalam tonsillitis akut ini meliputi suhu tubuh naik hingga 40o celcius, nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di telinga. Pada pemeriksaan juga akan nampak tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna akan tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan.
KOMPLIKASI
Otitis media akut (pada anak-anak), abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septicemia, bronchitis, nefritis akut, miokarditis, dan arthritis.
PEMERIKSAAN
1)    Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.
2)    Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
3)    Terapi
  Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
PENGOBATAN/TERAPY
Tonsilitis akut.
Berikan antibiotik, analgesik, dan obat kumur.
Tonsilitis kronik eksaserbasi.
Penyembuhan radang, kemudian dilakukan tonsilektomi 2-6 minggu setelah peradangan tenang.
Tonsilitis kronik
Bila tonsilitis kronik tidak mengganggu biarkan.

Pengobatan Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta makan makanan yang bergizi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan. Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk menyegarkan badan.
Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan adalah penisilin. Kadang-kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari.
Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta hemolitkus grup A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang-kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat.
2. TONSILITIS KRONIS
DEFINISI
Tonsilitis Kronis adalah peradangan kronis Tonsil setelah serangan akutyang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis. Tonsilitis berulang terutamaterjadi pada anak-anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat.Tetapi tidak jarang keadaan tonsil diluar serangan terlihat membesar disertaidengan hiperemi ringan yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekankeluar detritus.
ETIOLOGI
bakteri penyebab tonsillitis kronis sama halnya dengan tonsillitis akut , namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram negatif.
FAKTOR PREDISPOSISI
Mulut yang tidk hygiene, pengobatan rdang akut yang tidak adekuat, rangsangan kronik karena rokok maupun makanan.
PATOFISIOLOGI bisa di klik disini
Karena proses rang berulang maka epitel mukosa dan jarinagn limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.
MANIFESTASI KLINIS
Adanya keluhan pasien di tenggookan seperti ada penghalang, tenggorokan terasa kering, pernapasan berbau. Sat pemeriksaan ditemukan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus.
KOMPLIKASI
Timbul rhinitis kronis, sinusitis atau optitis media secara perkontinuitatum, endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.
PEMERIKSAAN
1)    Terapi
 Terapi mulut (terapi lokal) ditujukan kepada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap.
Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa tidak berhasil.
2)        Faktor penunjang
Kultur dan uji resistensi kuman dari sedian apus tonsil.
INDIKASI TONSILEKTOMI
1)    Sumbatan
1.1)        Hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas
1.2)        Gangguan menelan
1.3)        Gangguan berbicara
2)    Infeksi
2.1)      Infeksi telinga tengah berulang
2.2)      Rinitis dan sinusitis yang kronis
2.3)      Peritonsiler abses
2.4)      Tonsilitis kronis dengan gejala nyeri tenggorok yang menetap
 3)  Kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas


0 komentar:

Posting Komentar

Resources

Search